Jumat, 04 April 2008

EQ (Emosi Ku)


Kebanyakan orang mengatakan bahwa aku tampak seperti orang yang penyabar, dan enggak bisa marah. Banyak yang sering kaget bahkan nggak percaya kalau tahu aku marah. Sedikit banyak hal itu membuatku terbebani karena aku merasa sama sekali nggak seperti itu.

Entah kenapa marah merupakan suatu hal yang mudah bagiku. Hal sesepele mungkin pun bisa membuatku marah, walaupun kemarahanku lebih sering hanya kupendam. Ketika aku memendam marah biasanya kulampiaskan dengan tidur atau makan sepuasnya dan semaunya. Jeleknya, kalau pas aku nggak dirumah (diasrama atau dikost, red) hal seperti ini akan sangat berdampak pada kondisi keuanganku karena tidak ada yang serba gratis selain dirumah.

Kemarahan juga bisa membuatku bersedih, karena aku sering menyesal mengapa harus marah. Setelah marah terkadang aku bisa langsung kembali normal (kemarahanku hilang total). Sehingga aku kembali bisa berhubungan dengan orang yang kumarahi seperti sedia kala. Tetapi tidak jarang kemarahanku tidak bisa sembuh dalam waktu singkat. Akibatnya aku tidak lagi berhubungan dengan orang-orang yang kumarahi secara wajar.

Disisi lain aku juga orang yang mudah banget bahagia. Apalagi kalau apa yang kumau, kuinginkan terpenuhi. Hal lain yang mudah membuatku bahagia adalah kalau aku bisa ketemu teman-teman dekatku pas masih di SD, SMP, atau lainnya. Pasti seru banget. Saat-saat bahagia justru terkadang merupakan saat yang membahayakan bagiku. Karena aku sering "lupa keadaan", walaupun masih dalam "batas-batas yang wajar".

Kesedihan merupakan salah satu wujud dari emosiku. Meskipun begitu aku adalah orang yang jarang bersedih (kata temen-temenku sih gitu).
Mungkin itu sedikit ceritaku tentang EQ. Mudah-mudahan ada yang bisa membantuku untuk memanage EQ, dengan harapan aku bisa menjadi orang yang lebih, lebih, dan lebih baik lagi dimasa depan. Amiin

Tidak ada komentar: